Indonesia merupakan negara yang memiliki
jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah
penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk
membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan
hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur
kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan
juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan
pembangunan manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami
oleh Indonesia antara lain:
A. Demografis
1.. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk
Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut
China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk
Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah.
Dari data yang saya
ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia,
di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan
Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan
berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak
positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam
masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang
berasal dari bangsa lain, dsb.
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang
besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki
berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan
berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi
hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan
sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan
penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit.
Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah
lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air,
pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan
dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk
yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan
pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan
kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk
menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada
membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu
pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang
dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai
permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya
membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun
lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan
yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan
besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat
faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan
penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah
penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah
penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia.
Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam
hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang
terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada
di Indonesia. Dari situlah muncul program KBdan kini ditangani oleh BKKBN.
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat
pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak
terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila
persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%.
Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka
pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk
Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun
merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
Apabila tingginya
tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah
baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun,
kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk
menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan
pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat
kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan
penduduk diharapkan menurun.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang
berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia
mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi,
trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah.
Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada
permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
1.
Kesuburan tanah,
daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan
sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2.
Iklim, wilayah yang
beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak
disenangi sebagai tempat tinggal
3.
Topografi atau bentuk
permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah
datar
4.
Sumber air
5.
Perhubangan atau
transportasi
6.
Fasilitas dan juga
pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. Non Demografis Bersifat Kualitatif
1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR
bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana
gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya
kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan jugakesehatan pada masyara
Dari data di atas
dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di
Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran per
tahun. Penurunan ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan
terus saja diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia.
Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu
tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.
Sebagai tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana
kondisi status gizi buruk yang ada di Indonesia tahun 1998-2003. Pemenuhan Gizi
yang baik tentunya akan sangat berpengaruh pada kesehatan jika dikaitkan dengan
kemampuan bayi untuk bertahan dari penyakit. Kebutuhan akan gizi yang terpenuhi
akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap penyakit. Dari
grafik di bawah ini, masih banyak terdapat balita yang mengalami gizi kurang
bahkan gizi buruk. Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih
perlu dilakukan
Selain indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga
dapat dilakukan dengan melihat usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam
Population Da
ta Sheet 2012, usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72
tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal ini
menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia
Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk
membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi
dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia
masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari
12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9
tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di
Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari
HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikanbangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun.
Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk
mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan
produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya
produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah
banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang
yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik
di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang
terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan
bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan
produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya
peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar
pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikandiharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan
penduduk.
3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda
Indonesia. Walau Indonesia bukan termasuk negara miskin menurutPBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30
juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan
lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana
kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat
signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati
penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri
mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial
menjadi terlihat jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun
pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila
negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi
negara yang penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin
sumber daya namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya
kembali ke sumber daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas
SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi
tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian
terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya
kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal
ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya
Indonesia yang merdeka seutuhnya.
C. Solusi
Untuk mencapai
pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan
dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasimerupakan perpindahan penduduk dari satu
daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang
mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka
biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan
di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan
memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan
transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan
pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang
untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
Pemerataan penduduk
melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan
modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi
Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi sangat erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik di
daerah asal maupun daerah penerima. Dari berbagai studi telah didapatkan
keterangan tentang keadaan paratransmigran umum ketika di daerah asal. Transmigrasi umum di Kalimantan Selatan misalnya, 61% tidak
memiliki tanah ketika di daerah asal ( hardjosoenarto dalam Friedrich, 1980:94
). Transmigrasi adalah perpindahan tempat, suatu gerakan yang
mempunyai motivasi, dengan berbagai factor yang melatarbelakanginya, ( Suyitno,
1980:116 ).
yang lain.
- melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal
sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.
- menunda
masa perkawinan.
- penambahan
dan penciptaan lapangan kerja,
- meningkatkan
kesadaran dan pendidikan kependudukan.
- mengurangi kepadatan penduduk dengan programtransmigrasi.
- meningkatkan
produksi dan pencarian sumber makanan.
Sumber
: http://hamimincore.blogdetik.com/
Indonesia merupakan negara yang memiliki
jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Amerika Serikat. Selain jumlah
penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk
membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan
hal kependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur
kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan
juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan
pembangunan manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami
oleh Indonesia antara lain:
A. Demografis
1.. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population)
Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk
Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut
China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk
Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah.
Dari data yang saya
ambil dari Kabupaten Kepulaun Selayar akan mewakili jumlah penduduk Indonesia,
di bawah ini dapat dilihat bagaimana jumlah penduduk di Kepualuan Kepulauan
Selayar dari tahun ke tahun semakin bertambah. Hal ini tentunya memberikan
berbagai dampak baik postif dan negatif. Sebelum membahas tentang masalah kependudukan, ada baiknya kita mengetahui dampak
positifnya lebih dahulu antara lain sebagai penyediaan tenaga kerja dalam
masalah sumber daya alam, mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang
berasal dari bangsa lain, dsb.
Akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang
besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat dihindarkan. Indonesia memiliki
berbagai potensi terjadinya konfik. Benturan antara berbagai kepentingan dengan
berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi
hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan
sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan
penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit.
Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting
namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah
lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air,
pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan
dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.
Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk
yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan. Kebutuhan akan bahan
pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan
kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk
menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada
membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu
pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan
tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang
dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai
permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya
membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun
lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan
yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan
besarnya jumlah penduduk Indonesia.
2. Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk
Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat
faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan
penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah
penduduk semakin meningkat.
Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah
penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia.
Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam
hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang
terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada
di Indonesia. Dari situlah muncul program KBdan kini ditangani oleh BKKBN.
Jika melihat grafik di atas, dari tahun ke tahun tingkat
pertumbuhan penduduk Indonesia semakin menurun. Pertambahan yang terjadi tidak
terlalu tinggi daripada tahun sebelumnya. Namun, alangkah lebih baik apabila
persentase pertumbuhannya semakin menurun hingga mencapai angka dibawah 1%.
Dalam penggelompokkan negara-negara, negara-negara maju selalu memiliki angka
pertumbuhan penduduk di bawah 1% atau bahkan 0%. Melihat dari jumlah penduduk
Indonesia yang tinggi, penekanan agar laju pertumbuhan penduduk dapat menurun
merupakan langkah yang baik guna menjaga kualitas sumber daya manusia
Indonesia.
Apabila tingginya
tingkat pertumbuhan penduduk terus dibiarkan maka akan terjadi berbagai masalah
baik masalah pengangguran, tingkat kualitas sumber daya manusia yang menurun,
kejahatan, lapangan pekerjaan dll yang memberikan dampak negatif bagi
kelangsungan umat manusia Indonesia khususnya. Oleh karena itu, usaha untuk
menekan laju pertumbuhan sangatlah penting. Program-program yang ditawarkan
pemerintah harus didukung oleh masyarakat seperti halnya KB, penggunaan alat
kontrasepsi, penundaan usia perkawinan, dll sehingga penurunan laju pertumbuhan
penduduk diharapkan menurun.
3. Persebaran Penduduk Tidak Merata
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar
provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata.
Di Indonesia sendiri terjadi konsentrasi kepadatan penduduk yang
berpusat di Pulau Jawa. Hampir lebih dari 50% jumlah penduduk Indonesia
mendiami Jawa. Hal ini menjadi masalah apabila pusat pemerintahan, informasi,
trasportasi, ekonomi, dan berbagai fasilitas hanya berada di satu wilayah.
Penduduk akan berusaha untuk melakukan migrasi dan akhirnya akan berdampak pada
permasalahan pemerataan pembangunan.
Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk:
1.
Kesuburan tanah,
daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan
sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2.
Iklim, wilayah yang
beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak
disenangi sebagai tempat tinggal
3.
Topografi atau bentuk
permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah
datar
4.
Sumber air
5.
Perhubangan atau
transportasi
6.
Fasilitas dan juga
pusat-pusat ekonomi, pemerintahan, dll.
B. Non Demografis Bersifat Kualitatif
1. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Rendah
Usaha untuk terus meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
terus digalakkan. Namun, kembali lagi permasala itu tetap muncul dan menjadi PR
bagi penentu kebijakan guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam hal kesehatan yang akan mejadi sorotan bagaimana
gambaran tingkat kesehatan adalah angka kematian bayi. Besarnya
kematian yeng terjadi menujukkan bagaimana kondisi lingkungan dan jugakesehatan pada masyara
Dari data di atas
dapat dilihat bagaimana penurunan yang terjadi pada angka kematian bayi di
Indonesia yang dihitung berdasar jumlah kematian di setiap 1000 kelahiran per
tahun. Penurunan ini menujukkan usaha untuk perbaikan dalam bidang kesehatan
terus saja diupayakan guna meningkatkan kualitas hidup manusia Indonsia.
Berbagai layanan kesehata yang dibuka seperti imunisasi dan juga posyandu
tentunya menjadi harapan guna memperbaiki kondisi kesehatan yang ada saat ini.
Sebagai tambahan, terdapat tabel yang menujukkan bagaimana
kondisi status gizi buruk yang ada di Indonesia tahun 1998-2003. Pemenuhan Gizi
yang baik tentunya akan sangat berpengaruh pada kesehatan jika dikaitkan dengan
kemampuan bayi untuk bertahan dari penyakit. Kebutuhan akan gizi yang terpenuhi
akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga lebih kebal terhadap penyakit. Dari
grafik di bawah ini, masih banyak terdapat balita yang mengalami gizi kurang
bahkan gizi buruk. Hal ini menujukkan bahwa perbaikan dalam hal kesehatan masih
perlu dilakukan
Selain indikator tersebut, pengukuran tingkat kesehatan juga
dapat dilakukan dengan melihat usia harapan hidup manusia Indonesia. Dalam
Population Da
ta Sheet 2012, usia harapan hidup orang Indonesia adalah 72
tahun sedangkan tahun 2011 rata-rata usia harapan hidupnya 71. Hal ini
menujukkan usaha peningkatan dan perbaikan kualitas kesehatan manusia
Indonesia. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari
pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk
membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi
dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
2. Pendidikan Yang Rendah
Kesadaran masyarakat akan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia
masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari
12 tahun dalam pendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9
tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di
Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari
HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-rata pendidikanbangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun.
Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkat pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi, sebenarnya tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk
mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan
produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya
produktivitas yang tinggi.
Namun kembali pada kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah
banyak orang berpendidikan tinggi namun tetap saja menjadi penggangguran. Orang
yang menganggur menjadi beban bagi orang lain. Seperti yang telihat pada grafik
di bawah ini, pengangguran yang di maksud di sini merupakan pengangguran yang
terjadi karena mereka sedang dalam proses mencari pekerjaan, mempersiapkan
usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan atau sudah punya
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Terdapat angka yang menujukkan bahwa
tingkat pengangguran tertinggi berada pada tamatan SMA/Umum. Ini menujukkan
bahwa pendidikan setara SMA belum cukup untuk mengentaskan jumlah pengangguran
yang ada di Indonesia. Lulusan ini masih menjadi pertanda bahwa tingkatan
produktivitas tidak bertambah jika pendidikan hanya sebatas ini. Perlunya
peningkatan pendidikan serta pendidikan non formal tentunya akan membantu agar
pengangguran tidak menumpuk pada lulusan SMA.
Jika diamati, kondisi ini sangat memprihatinkan. Tingkat pendidikandiharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan
penduduk.
3. Banyaknya Jumlah Penduduk Miskin
Kemiskinan juga menjadi salah satu masalah yang melanda
Indonesia. Walau Indonesia bukan termasuk negara miskin menurutPBB namun dalam kenyataannya lebih dari 30
juta rakyat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Yang lebih disayangkan
lagi, Indonesia merupkan negara yang kaya akan sumber daya alam yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke. Tapi sungguh memprihatinkan ketika meihat bagaimana
kemiskinan menjadi bagian permasalahan di negeri yang kaya ini.
Secara garis besar penurunan jumlah warga miskin memang terlihat
signifikan. Hal ini juga dibenarkan oleh beberapa pakar yang mengamati
penurunan ini. namun, angka 30 juta masih menjadi permasalahan sendiri
mengingat adanya berbagai tujuan global yang akan di capai tahun 2015.
Selain kemiskinan, masalah lain adalah kesenjangan sosial
menjadi terlihat jelas di Indonesia. Kaum konglomerat menjadi penguasa namun
pemerintah diam saja dengan kemiskinan yang ada. tidak mengherankan apabila
negara Indonesia memiliki jumlah rakyat miskin yang cukup banyak.
Yang manjadi pertanyaan adalah kenapa Indonesia bisa menjadi
negara yang penduduknya miskin padahal kaya sedangkan banyak negara yan miskin
sumber daya namun menjadi negara-negara kaya yang menguasai dunia. Jawabannya
kembali ke sumber daya manusia. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas
SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat
kemakmurannya. Ini dibuktikan oleh negara yang miskin sumber daya alam tetapi
tingkat kemakmuran penduduknya tinggi sperti Jepang. Kurangnya perhatian
terhadap SDM Indonesia menjadikan rakyat banyak yang menderita. Seharusnya
kenyataan ini menjadikan dasar pertimbangan kebenaran UUD pasal 33. Dalam hal
ini tetap kemakmuran rakyat merupakan hal utama yang harus di perhatikan demi terciptanya
Indonesia yang merdeka seutuhnya.
C. Solusi
Untuk mencapai
pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka salah satu jalan
dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasimerupakan perpindahan penduduk dari satu
daerah ke daerah lain dalam wilayah Indonesia umumnya orang-orang yang
mengikuti program transmigrasi berasal dari Jawa, Madura, dan Bali, mereka
biasanya ditempatkan di Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, dan
di bagian Nusantara yang masih jarang penduduk.
Pulau Kalimantan yang merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan
memilki jumlah penduduk yang relatif sedikit menjadi salah satu tempat tujuan
transmigrasi. Wilayah ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan
pertanian, dengan lahan yang masih luas dan tanah yang subur terbuka peluang
untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik bagi para transmigran.
Pemerataan penduduk
melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan
modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi
Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Pembangunan di bidang transmigrasi sangat erat hubungannya dengan pembangunan daerah, baik di
daerah asal maupun daerah penerima. Dari berbagai studi telah didapatkan
keterangan tentang keadaan paratransmigran umum ketika di daerah asal. Transmigrasi umum di Kalimantan Selatan misalnya, 61% tidak
memiliki tanah ketika di daerah asal ( hardjosoenarto dalam Friedrich, 1980:94
). Transmigrasi adalah perpindahan tempat, suatu gerakan yang
mempunyai motivasi, dengan berbagai factor yang melatarbelakanginya, ( Suyitno,
1980:116 ).
yang lain.
- melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal
sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran.
- menunda
masa perkawinan.
- penambahan
dan penciptaan lapangan kerja,
- meningkatkan
kesadaran dan pendidikan kependudukan.
- mengurangi kepadatan penduduk dengan programtransmigrasi.
- meningkatkan
produksi dan pencarian sumber makanan.
Sumber
: http://hamimincore.blogdetik.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar